- Abstrak 1
Andi Dwi Handoko . 2010. “Novel Orang-orang Proyek dan Kaitannya dengan Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari (Analisis Strukturalisme Genetik)”.Skripsi . Jur. Pendidikan Bahasa dan Seni. FKIP. Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) keterjalinan antarunsur intrinsik dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk; (2) pandangan dunia pengarang yang tercermin dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk; dan (3) struktur sosial novel Orang-orang Proyek dan trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk.
Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik. Metode yang digunakan adalah metode dialektik. Sumber data adalah novel Orang-orang Proyek, trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk, hasil wawancara dengan pengarang, buku Proses Kreatif Ahmad Tohari dalam Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk, buku Hubungan Sipil Militer di Indonesia Pasca Orba di Tengah Pusaran Demokrasi, dan artikel-artikel dari internet.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik analisis dokumen dan wawancara mendalam. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis mengalir (flow model of analysis).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) ada keterjalinan antarunsur intrinsik dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk; (2) pandangan dunia Ahmad Tohari dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi Ronggeng Dukuh Paruk adalah pandangan humanisme universal yang terdiri dari pandangan religius, kesenian, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan nilai moral; dan (3) struktur sosial dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk dibagi menjadi dua, yakni institusi pemerintahan dan religi serta ada homologi antara struktur teks dan struktur sosial dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk.
- Abstrak 2
Sumanto. 2010. "Kajian Intertekstualitas dan Nilai Pendidikan Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan novel Canting karya Arswendo Atmowiloto". Tesis. Prog. Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menjelaskan: (1) unsur-unsur pembentuk struktur novel Ronggeng Dukuh Paruk dan novel Canting; (2) persamaan dan perbedaan kandungan warna lokal dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk dan novel Canting; (3) nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk dan novel Canting.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk menggali sumber informasi dan data yang berupa teks-teks sastra, sehingga data yang tampil bukan berupa konsep-konsep secara statistik. Teknik pengumpulan data yang digunakan: (1) teknik interaktif dan mencatat dokumen dengan content analysis; (2) teknik simak dan baca catat; (3) teknik riset pustaka. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan model analisis interaktif tiga alur kegiatan: (1) reduksi data; (2) penyajian data, dan (3) peran kesimpulan atau verifikasi.
Hasil temuan penelitian dengan pendekatan intertekstualitas menunjukkan bahwa kedua novel tersebut (1) mempunyai unsur-unsur struktur berupa tema, penokohan, dan setting. Secara strukural kedua novel tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Kedua novel tersebut sama-sama menampilkan tema sosial dengan tokoh-tokoh orang Jawa beserta kultur budaya Jawa. Sedangkan, perbedaannya terletak pada setting. Novel Ronggeng Dukuh Paruk memiliki latar lingkungan pedesaan, sedangkan novel Canting memiliki latar lingkungan perkotaan; (2) kedua novel tersebut memiliki persamaan dan perbedaan kandungan warna lokal. Warna lokal kehidupan masyarakat Jawa sama-sama dimiliki novel Ronggeng Dukuh Paruk dan novel Canting. Sedangkan perbedaannya adalah novel Ronggeng Dukuh Paruk menampilkan warna lokal kehidupan masyarakat Jawa dengan lingkungan pedesaan. Sedangkan novel Canting menampilkan warna lokal kehidupan masyarakat Jawa dengan lingkungan perkotaan; (3) nilai pendidikan yang terkandung di dalam kedua novel tersebut yaitu nilai pendidikan sosial budaya, pendidikan moral, dan pendidikan religius.
- Abstrak 3
Nurhayati. 2011. "Realisasi Kesantunan Berbahasa dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari". Tesis. Prog. Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAK
Tujuan penelitian meliputi tiga hal: (1) mendeskripsikan dan menjelaskan tindak tutur yang muncul dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari; (2) mendeskripsikan dan menjelaskan tuturan dalam Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari guna merealisasikan kesantunan berbahasa; (3) mendeskripsikan dan menjelaskan strategi penutur untuk merealisasikan kesantunan berbahasa yang terdapat dalam Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
Jenis penelitian adalah kualitatif. Bentuk penelitian adalah deskriptif. Pendekatan penelitian yang dipakai adalah pendekatan pragmatik, yakni mempelajari strategi-strategi yang ditempuh penutur dalam mengomunikasikan maksud pertuturannya. Sumber data berupa data tertulis, yakni novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Populasi penelitian mencakup seluruh tuturan, baik monolog maupun dialog, dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Teknik pengambilan sampel memakai purposive sampling.
Metode pengumpulan data memakai metode simak yang diikuti secara berurutan teknik-teknik dasar berupa teknik sadap, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Metode analisis yang dipakai adalah metode kontekstual, yakni analisis yang mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan bahasa dengan identitas-identitas konteks penggunaannya. Validitas data memakai trianggulasi teori.
Simpulan penelitian ini mencakup tiga hal. Pertama, tindak tutur dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari terdiri atas 39 tindak tutur yang terbagi dalam empat kelompok tindak ilokusi, yakni asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Asertif meliputi tindak (a) menegaskan, (b) memberi tahu, (c) menuduh, (d) menyangkal, (e) menolak, (f) meyakini, (g) menggunjing, dan (h) melaporkan. Direktif mencakup tindak (a) memerintah, (b) menawarkan, (c) menantang, (d) meminta, (e) mendesak, (f) .melarang, (g) mengingatkan, (h) meyakinkan, (i) membujuk, (j) mengajak, (k) menyarankan, (l) menghibur, dan (m) mempersilakan. Komisif meliputi tindak (a) berharap, (b) mengancam, dan (c) menawar. Ekspresif meliputi tindak (a) memuji, (b) bersyukur, (c) khawatir, (d) menyombongkan diri, (e) marah, (f) heran, (g) meminta maaf, (h) takut, (i) kecewa, (j) mengeluh, (k) tidak percaya, (l) ragu-ragu, (m) basa-basi, (n) mengejek, dan (o) membanggakan.
Kedua, realisasi kesantunan berbahasa dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari terdapat dalam tujuh macam tindak tutur: (1) realisasi kesantunan berbahasa dalam menolak, (2) realisasi kesantunan berbahasa dalam memerintah, (3) realisasi kesantunan berbahasa dalam menawarkan, (4) realisasi kesantunan berbahasa dalam meminta, (5) realisasi kesantunan berbahasa dalam melarang, (6) realisasi kesantunan berbahasa dalam memuji, dan (7) realisasi kesantunan berbahasa dalam meminta maaf.
Ketiga, strategi merealisasikan kesantunan berbahasa dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dilakukan dengan (1) menggunakan tawaran, (2) memberi pujian, (3) menggunakan tuturan tidak langsung, dan (4) meminta maaf.
- Abstrak 4
Ali Imron Al-Ma’ruf. 2009. “Kajian Stilistika Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Perspektif Kritik Seni Holistik”. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas bahwa novel Ronggeng Dukuh Paruk (RDP) merupakan karya master-peace Ahmad Tohari yang kehadirannya mengejutkan dunia sastra Indonesia karena keunggulan daya ekspresi (stilistika) dan gagasan multidimensi. RDP mengundang perhatian para pengamat sastra Indonesia dan dunia terbukti dengan diterjemahkannya ke dalam beberapa bahasa asing (Jerman, Belanda, Inggris, Cina, dan Jepang) serta bahasa Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan stilistika RDP yang berupa diksi, pencitraan, dan bahasa figuratif (faktor objektif); (2) memaparkan latar sosiohistoris pengarang sebagai kreator stilistika RDP (faktor genetik); (3) mendeskripsikan makna stilistika RDP secara holistik dalam hubungannya dengan latar sosiohistoris pengarang berdasarkan tanggapan pembaca (faktor afektif).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan strategi berpikir hermeneutik dalam perspektif kritik seni Holistik. Penelitian ini termasuk studi kasus tunggal yakni stilistika RDP dan termasuk studi kasus terpancang (embedded case study) mengingat fokus utama penelitian yakni stilistika RDP sudah ditentukan sejak awal untuk membimbing arah penelitian. Dari segi kajian stilistika, penelitian ini termasuk penelitian stilistika genetik yakni mengkaji stilistika RDP karya seorang pengarang, Ahmad Tohari.
Sesuai dengan pendekatan kritik seni Holistik, data penelitian terdiri atas tiga kelompok, yakni: (1) data aspek objektif berupa stilistika RDP yakni wujud pemanfaatan diksi, citraan, dan bahasa figuratif; (2) data aspek genetik berupa latar sosiohistoris pengarang; (3) data aspek afektif berupa tanggapan/ resepsi pembaca terhadap RDP. Sumber datanya adalah: (1) pustaka dan (2) narasumber (informant). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik: (1) simak dan catat, (2) pustaka, (3) wawancara mendalam (in-depth interviewing), dan (4) focuss group discussion (FGD).
Validasi data dilakukan dengan teknik trianggulasi data dan (2) trianggulasi teori. Pemeriksaan kredibilitas data dilakukan dengan: (1) review informant, (2) pembuatan data base, dan (3) penyusunan mata rantai bukti penelitian. Adapun analisis data dilakukan dengan model interaktif (Miles & Huberman, 1984) dengan langkah: (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan simpulan dan verifikasi data. Selanjutnya, pengungkapan makna stilistika RDP dilakukan melalui metode pembacaan model Semiotik yakni pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik.
Hasil penelitian dengan pendekatan kritik seni Holistik menunjukkan bahwa aspek objektif yakni stilistika RDP memiliki keunikan dan kekhasan (idiocyncrasy) yang tidak ditemukan dalam karya sastra lain sekaligus membuktikan kompetensi Tohari dalam pemberdayaan potensi bahasa. Hal itu dapat dilihat pada: (1) Diksi (diction) yang unik dan khas Tohari meliputi kata konotatif, konkret, kata bahasa Jawa, kata asing, sapaan khas dan nama diri, kata seru, kata dengan objek realitas alam, serta mantra dan tembang. Tiap jenis diksi tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam mengekspresikan gagasan. Dari delapan jenis diksi itu, kata konotatiflah yang dominan; (2) Citraan (imagery) kreasi Tohari mampu menghidupkan lukisan dan membangkitkan intelektualitas serta emosi pembaca. Citraan dalam RDP meliputi tujuh jenis yakni: a. citraan penglihatan (visual), b. pendengaran (auditory), c. perabaan (tactile), d. penciuman (smeel), e. gerak (movement/ kinaesthetic), f. pencecapan (taste), dan g. citraan intelektual (intellectual). Dari tujuh citraan itu, yang dominan adalah citraan intelektual; (3) bahasa figuratif (figurative language) dimanfaatkan Tohari guna memberikan daya hidup, lebih ekspresif, dan mengesankan pembaca.
Dari tiga tuturan yang dikaji yakni tuturan metaforis, idiomatik, dan peribahasa, tuturan metaforislah yang dominan dan umumnya merupakan hasil kreasi Tohari. Dari aspek genetik yakni latar sosiohistoris pengarang menunjukkan bahwa Tohari adalah sastrawan Jawa yang hidup dalam keluarga santri dan akrab dengan alam pedesaan yang asri serta masyarakat pedesaan yang miskin dan lemah. RDP lahir didorong oleh dua hal itu yakni kepeduliannya terhadap orang-orang kecil yang terpinggirkan dan kesantriannya untuk melakukan dakwah kultural.
Adapun aspek afektif menunjukkan bahwa RDP merupakan karya sastra multidimensi yang kaya gagasan yakni: (1) empati terhadap wong cilik (dimensi sosial politik); (2) kesenian ronggeng: kebudayaan lokal yang berdimensi global (dimensi kultural 1); (3) ronggeng sebagai duta budaya (dimensi kultural 2); (4) pembunuhan mental: tragedi kemanusiaan yang terabaikan (dimensi humanistik); (5) resistensi perempuan terhadap hegemoni laki-laki gaya ronggeng (dimensi jender); (6) kearifan lokal (local genius) pada zaman global: intertekstualitas dengan ajaran Islam; (7) moralitas yang terpinggirkan oleh tradisi (dimensi moral); (8) reaktualisasi ajaran tasawuf wahdatusy syuhud (dimensi religiositas 1); (9) dakwah kultural (dimensi religiositas 2); (10) Ronggeng Dukuh Paruk (RDP): sastra multikultural yang kaya makna. Secara holistik, ketiga aspek yakni aspek objektif, genetik, dan afektif menunjukkan keterhubungan yang erat. Wujud performansi stilistika RDP memiliki daya ekspresi kuat sebagai media artikulasi gagasan yang tidak terlepas dari latar sosiohistoris pengarangnya.
Berdasarkan hasil penelitian itu, disarankan: (1) kajian stilistika karya sastra dengan pendekatan kritik seni Holistik perlu dilakukan pada karya sastra lain guna mempermudah interpretasi maknanya; (2) kajian stilistika karya sastra yang selama ini terkesan milik kritikus sastra, selayaknya dilakukan pula oleh para linguis; (3) pentingnya pengamat sastra untuk memperdalam linguistik karena kajian stilistika memberikan kontribusi signifikan dalam mempermudah interpretasi makna sastra; (4) selayaknya novel Ronggeng Dukuh Paruk dijadikan bahan/ objek kajian dalam kuliah sastra di perguruan tinggi dan/ atau pembelajaran sastra di sekolah; (5) melihat fungsi dan urgensinya selayaknya Stilistika sebagai studi tentang gaya kepengarangan dijadikan sebagai mata kuliah wajib di perguruan tinggi jurusan sastra dan/ atau pendidikan bahasa dan sastra.
Sumber: http://pasca.uns.ac.id/?p=145
- Abstrak 5
Haryati. 2010. "Watak Tokoh Utama dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan Implikasi Pembelajarannya di SMA". Skripsi. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Pancasakti Tegal
ABSTRAK
Novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (KBBI, 2005: 788). Perumusan masalah adalah bagaimana watak tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan Implikasi Pembelajarannya di SMA?
Tokoh utama merupakan tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel (Nurgiyantoro, 1995: 577). Tokoh tersebut mendominasi keseluruhan jalan cerita, jadi pada setiap peristiwa yang mempengaruhi jalan cerita tokoh utama selalu memegang peranan penting. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan watak tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan menjelaskan Implikasi Pembelajarannya di SMA.
Manfaat hasil penelitian ini yaitu dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana penokohan pada tokoh utama Srintil dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad dalam pembelajaran sastra untuk siswa SMA dan bagi peneliti lain dapat dijadikan acuan. Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif yaitu suatu pendekatan yang berorientasi kepada karya sastra sebagai jagad yang mandiri terlepas dari dunia eksternal di luar teks. Analisis ditujukan pada teks itu sendiri sebagai kesatuan yang tersusun dari bagian-bagian yang saling berjalan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penokohan pada tokoh utama Srintil dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, antara lain: Srintil merupakan seorang perempuan yang masih muda yang memiliki tubuh indah dengan didukung wajahnya yang sangat cantik, seksi, ramah, baik, dan juga bersifat keibuan
Sumber:
Semoga artikel Kumpulan Abstrak Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi: Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari (1) bermanfaat
Salam hangat Kumpulan Abstrak Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi: Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari (1), mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Sifat ramalan kali ini.
0 Response to "Kumpulan Abstrak Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi: Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari (1)"
Posting Komentar