Karakteristik Cerpen dan Perbedaannya dengan Novel

Karakteristik Cerpen dan Perbedaannya dengan Novel - Sahabat Pembaca sifat ramalan yang budiman, ulasan berikut yang berhubungan dengan Karakteristik Cerpen dan Perbedaannya dengan Novel, semoga dapat menambah khasanah wawasan anda dan sekiranya dapat bermanfaat, jika da sesuatu hal yang kurang berkenan ayau ada kesalahan dan pesan silahkan untuk comentar di bawah yang berhubungan dengan Karakteristik Cerpen dan Perbedaannya dengan Novel, kami sangat bertrimakasih sekali dan semoga menjadi manfaat


I. PENDAHULUAN
Karya fiksi bisa berupa suatu penceritaan tentang tafsiran atau imajinasi pengarang tentang peristiwa yang pernah terjadi atau hanya terjadi dalam khayalannya saja. Sebuah karya fiksi tidak sama betul dan tidak mungkin sama betul dengan kehidupan. 

Kalau sebuah fiksi sama dengan kehidupan tanpa olahan pengarang mungkin saja karya tersebut tidak akan dibaca orang. Bila seorang sastrawan menulis tentang peristiwa kehidupan manusia, seorang wartawan juga menuliskan hal yang sama, namun hasilnya akan sangat berbeda dan kesan bagi pembacanya pun berbeda.

Dewasa ini penyebutan karya fiksi lebih ditujukan terhadap karya sastra yang berbentuk prosa naratif. Karya fiksi menunjuk pada karya yang berwujud novel dan cerita pendek. Banyak sastrawan yang menuangkan ide, pemikiran, dan pandangannya tentang realitas kehidupan melalui sebuah cerpen sehingga sekarang ini banyak sekali karya fiksi berupa cerpen.

Cerpen sebagai salah satu bentuk karya sastra diharapkan memunculkan pemikiran-pemikiran yang positif bagi pembacanya, sehingga pembaca peka terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan mendorong untuk berperilaku yang baik. Cerpen dapat dijadikan bahan perenungan untuk mencari pengalaman karena cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan, pendidikan, serta pesan moral.

Untuk membuat rumusan masing-masing karya fiksi, novel dan cerpen, sangat sulit karena semakin berkembangnya karya fiksi tersebut. Secara praktis ketika orang membaca sebuah karya fiksi ia bisa mengatakan ini sebuah novel atau sebuah cerpen. Akan tetapi adakalanya seseorang bingung menentukan apakah karya fiksi ini termasuk novel atau cerpen. Menang sulit untuk mencari garis-garis pemisah antar kedua karya fiksi tersebut karena ciri-ciri khasnya semakin kabur. Novel dan cerita pendek sering dicobabedakan orang, walau tentu hal itu lebih bersifat teoritis. Tulisan ini membahas pengertian dan karakter cerpen serta perbedaannya dengan novel.

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Cerpen
  1. Rumusan (definisi) sebuah jenis sastra sangat sulit dilakukan. Dalam perkembangan sastra dewasa ini, ciri-ciri khasnya semakin kabur sehingga rumit untuk mencari garis-garis pemisah antara satu dengan yang lainnya. Kerumitan itu antara lain karena (Atar, 1988: 33) :makin banyak macam kesusastraan, 
  2. ciri-ciri khas sastra selalu berubah-ubah dan tidak identik dengan segala masa dan segala tempat,
  3. batas antara sastra dan bukan sastra tidak mutlak, dan
  4. identifikasi sastra bisa bermacam-macam menurut pendekatan dan titik pandangan.

Sungguhpun demikian, tidak berarti bahwa kita tidak mungkin mengemukakan rumusan cerita pendek (disingkat cerpen; Inggris: short story). Menurut Satyagraha Hoerip (dalam Atar, 1988: 34), cerpen adalah karakter yang dijabarkan lewat rentetan kejadian yang kejadian-kejadian itu sendiri satu persatu. Apa yang “terjadi” di dalamnya merupakan suatu pengalaman atau penjelajahan.

Definisi cerpen dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah karangan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Sedangkan menurut Edgar Allan Poe, seorang sastrawan kenamaan dari Amerika, menyatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam –suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk sebuah novel (Nurgiyantoro, 2007: 10).

Panjang pendek ukuran cerpen tidak menjadi hal yang mutlak, tidak ditentukan bahwa cerpen harus sekian halaman atau sekian kata. Ada cerpen yang sangat pendek (short short story) berkisar 500-an kata, ada cerpen yang panjangnya sedang (midle short story), serta ada cerpen yang panjang (long short story) yang terdiri dari puluhan ribu kata. (Nurgiyantoro, 2007: 10)

Cerita pendek dicirikan dengan beberapa hal antara lain, secara fisik pendek, adanya sifat rekaan (fiction), dan adanya sifat naratif atau penceritaan. Bentuk fisik cerpen yang pendek bukan dengan kualifikasi halaman tertentu, tetapi mengarah kepada pemadatan isi. Sifat rekaan mengandaikan adanya suatu peristiwa, apakah benar-benar terjadi atau hanya rekaan yang dijadikan dasar penulisan cerita, sedangkan sifat naratif mengharuskan cerpen tampil secara utuh sebagai sebuah cerita namun singkat.

Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, dan mencakup jangka waktu yang singkat. Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detail-detail khusus yang “kurang penting”. Dengan begitu cerpen menyuguhkan cerita yang diciptakan, dipadatkan, digayakan, dan diperkokoh oleh kemampuan imajinasi pengarangnya. Salah satu karakteristik cerpen adalah cerpen mampu mengemukakan lebih banyak –secara inplisit –dari sekedar apa yang diceritakan.

Komunikasi yang dibangun oleh suatu cerpen masih abstrak. Artinya, apa yang ingin disampaikan oleh pengarang belum tentu sama dengan yang dipahami oleh pembaca. Sebagai sebuah karya fiksi cerpen terbangun atas unsur-unsur yaitu: tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang dan lain-lain.

B. Perbedaan Cerpen dengan Novel
Perbedaan novel dan cerpen yang paling utama adalah dari formalitas bentuk yaitu segi panjang cerita. Dari segi panjang cerita, novel jauh lebih panjang daripada cerpen. Oleh karena itu, novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan permasalahan yang lebih kompleks. Kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuannya mengemukakan lebih banyak – secara implisit – dari sekedar apa yang diceritkan. 

Di pihak lain, kelebihan novel adalah kemampuannya menyampaikan permasalahan yang kompleks secara penuh. Hal ini berarti membaca sebuah novel menjadi lebih mudah sekaligus lebih sulit daripada membaca cerpen. Ia menjadi lebih mudah karena tidak menuntut kita memahami masalah yang kompleks dalam bentuk yang sedikit. Sebaliknya, ia menjadi lebih sulit karena berupa penulisan dalam skala yang besar yang berisi unit organisasi atau bangunan yang lebih besar daripada cerpen.

Unsur-unsur pembangun novel, seperti, plot, tema, penokohan, dan latar, secara umum bersifat lebih rinci dan kompleks daripada unsur-unsur cerpen. Nurgiyantoro (2007: 12-15) mengemukakan perbedaan antara novel dan cerpen dilihat dari unsur-unsur pembangunnya yang dapat diringkas sebagai berikut.

1. Plot
  • Cerpen: pada umumnya plot tunggal, hanya terdiri dari satu peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir 
  • Novel: pada umumnya memiliki lebih dari satu plot, terdiri dari satu plot utama dan sub-subplot.
2. Tema
  • Cerpen: berisi satu tema
  • Novel: dapat berisi lebih dari satu tema, yaitu satu tema utama dan tema-tema tambahan
3. Penokohan
  • Cerpen: jumlah tokoh maupun perwatakannya terbatas 
  • Novel: jumlah tokoh lebih banyak dan perwatakannya lebih rinci dan lengkap
4. Latar
  • Cerpen: tidak memerlukan detail-detail khusus tentang keadaan latar, hanya melukiskan latar secara garis besar saja atau bahkan hanya secara implisit 
  • Novel: melukiskan latar secara lebih rinci sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, konkret, dan pasti
5. Kepaduan
  • Cerpen: pencapaian sifat kepaduan lebih mudah, keutuhan cerita hanya pendek –sependek satu bab dalam novel 
  • Novel: pencapaian sifat kepaduan lebih sulit, keutuhan cerita meliputi keseluruhan bab
Itulah perbedaan cerpen dan novel. Namun perbedaan itu secara praktis sering sukar dibedakan, sebab ada saja kemungkinan sebuah novel yang pada dasarnya bisa digolongkan kepada cerpen, atau sebuah cerpen yang diceritakan dengan berpanjang-panjang sehingga menjadi mirip sebuah novel.


III. KESIMPULAN
Cerita pendek (cerpen) adalah karangan pendek yang memberikan kesan tunggal dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Cerpen merupakan sebuah cerita yang dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam –suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk sebuah novel. Cerita pendek dicirikan dengan beberapa hal antara lain, secara fisik pendek, adanya sifat rekaan (fiction), dan adanya sifat naratif atau penceritaan. Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detail-detail khusus.

Perbedaan novel dan cerpen yang paling utama adalah dari formalitas bentuk yaitu segi panjang cerita. Dari segi panjang cerita, novel jauh lebih panjang daripada cerpen. Oleh karena itu, novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan permasalahan yang lebih kompleks. Unsur-unsur pembangun novel, seperti, plot, tema, penokohan, dan latar, secara umum bersifat lebih rinci dan kompleks daripada unsur-unsur cerpen.


Oleh: Sukrisno Santoso, Juni 2010



DAFTAR PUSTAKA
Atar, Semi. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

-------------------------------------------
Download Makalah Karakteristik Cerpen dan Perbedaannya dengan Novel


Semoga artikel Karakteristik Cerpen dan Perbedaannya dengan Novel bermanfaat

Salam hangat Karakteristik Cerpen dan Perbedaannya dengan Novel, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Sifat ramalan kali ini.

Baca juga artikel berikut


Karakteristik Cerpen dan Perbedaannya dengan Novel

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Karakteristik Cerpen dan Perbedaannya dengan Novel"

Posting Komentar