Ramalan yang ditulis Jayabaya itu disetujui oleh pendeta *Ali Samsujen*, kemudian sang pendeta pulang ke negerinya, diantar oleh Jayabaya dan putera mahkotanya *Jaya-amijaya* di Pagedongan, sampai di perbatasan. Jayabaya diiringi oleh puteranya pergi ke Gunung Padang, disambut oleh *Ajar Subrata* dan diterima di sanggar semadinya. Sang Anjar hendak menguji sang Prabu yang terkenal sebagai pejelmaan Batara Wisnu, maka ia memberi isyarat kepada endang-nya (pelayan wanita muda) agar menghidangkan suguhan yang terdiri dari :
Kunir (kunyit) satu akar
Juadah satu takir (mangkok dibuat dari daun pisang)
Geti (biji wijen bergula) satu takir
Kajar (senthe sebangsa ubi rasanya pahit memabokkan satu batang)
Bawang putih satu takir
Kembang melati satu takir
Kembang seruni (serunai; tluki) satu takir
Anjar Subrata menyerahkan hidangan itu kepada sang prabu. Seketika Prabu Jayabaya menjadi murka dan menghunus kerisnya, sang Anjar ditikamnya hingga mati, jenazahnya muksa hilang. Endangnya yang hendak laripun ditikamnya pula dan mati seketika.
Semoga artikel Ramalan Jaya baya part III bermanfaat
Salam hangat Ramalan Jaya baya part III, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Sifat ramalan kali ini.
0 Response to "Ramalan Jaya baya part III"
Posting Komentar